Sabtu, 14 Januari 2012

KASIH SEJATI

Apakah dia cocok buatku?

Pertanyaan itulah yang sering kita lontarkan kalau mempertimbangkan soal jodoh. Kita menimbang kualitas calon pacar supaya kita tidak  kecewa di kelak kemudian hari.


Tapi pernahkah kita berpikir,”Apakah aku cocok buat dia?” Apakah kita mempertimbangkan kualifikasi kita sendiri agar memenuhi kebutuhan pasangan kita?


Ternyata pertanyaan seperti itu jarang sekali kita pikirkan. Ternyata kita egois sekali, yah? Kita beranggapan bahwa diri kita ini sudah sempurna, sedangkan cowok atau cewek kita masih perlu memperbaiki diri.


Kita mengaku sayang, tapi ternyata lebih memperhatikan apa yang kita inginkan daripada apa yang diinginkan kekasih kita. Inikah namanya cinta?


Cinta yang sesungguhnya tentu saja tidak seperti itu. Cinta adalah memberikan yang terbaik bagi orang yang kita kasihi, bahkan dengan pengorbanan.


Cinta sejati memikirkan kepentingan orang yang kita kasihi. Kita bahkan bersedia mengubah keegoisan kita dengan pengertian dan penerimaan. Kita berupaya menjadi pribadi yang lebih baik, sebagai penolong yang sportif  bagi kekasih kita.


Kita ingin dapat mengerti dan memahami daripada keinginan untuk dimengerti dan dipahami.
Kalau selama ini kita masih banyak berselisih paham karena saling menuntut untuk dimengerti - periksa baik-baik apakah cinta yang kita berikan ataukah keegoisan yang sedang kita banggakan?


Daripada berfokus pada apa yang harus diubah oleh pasangan kita, mari  kita belajar mengubah apa yang harus diubah dalam diri kita sendiri terlebih dulu.

So, kalau kita bener-bener mencintai kekasih kita, tentu mulai sekarang kita akan belajar berpikir beda. Berhentilah menuntut dan mulailah berubah.


Demikian juga dengan kasih kita kepada Tuhan. Jangan selalu menuntut Tuhan untuk ada bagi kita, tapi renungkanlah juga kapan kita ada bagi Dia.

Pikirkan cara untuk menyenangkan hati-Nya, karena Dialah kekasih sejati kita. Apa hal-hal yang harus kita ubah dalam diri kita agar kita membuat-Nya tersenyum?

Apakah ada kebiasaan dosa yang harus kita buang, kemalasan yang harus kita singkirkan dan tabiat tidak  baik yang bisa melukai hati-Nya? Belajar mencintai dengan cara Allah. Karena kasih itu memberi.


(1 Korintus 13:4-8) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.


Love endures long and is patient and kind; love never is envious nor boils over with jealousy, is not boastful or vainglorious, does not display itself haughtily. It is not conceited; it is not rude and does not act unbecomingly. Love does not insist on its own rights or its own way, for it is not self-seeking; it is not touchy or fretful or resentful; it takes no account of the evil done to it.  It does not rejoice at injustice and unrighteousness, but rejoices when right and truth prevail. Love bears up under anything and everything that comes, is ever ready to believe the best of every person, its hopes are fadeless under all circumstances, and it endures everything [without weakening]. Love never fails. As for prophecy, it will be fulfilled and pass away; as for tongues, they will be destroyed and cease; as for knowledge, it will pass away. 
---------------
LORD JESUS bless you and me, now and forever. Amen

Oleh Lisa Fransisca
Sumber: http://www.renungan-spirit.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar